Saturday, 2 April 2016

Mencoba Untuk Mencintai Kekasihku yang Lain

dark.pozadia.org

Selama sepuluh tahun, aku tak benar-benar mencintainya. Tubuhnya selalu tercium bau amis. Terkadang kulihat di ujung bibirnya membekas banyak darah, juga di lantai dan tembok-tembok rumahnya. Kekasihku setiap menjelang malam seakan dia vampire, atau mirip dengan orang sakaw, yang melukai bagian tubuhnya untuk mencicipi sorga. Entah bagaimana diriku bisa jatuh, cinta, sama wanita seperti itu. Martha, Gadis bermata bening. Di kedalaman matanya selalu melahirkan banyak warna, juga banyak kupu-kupu. Martha melepas senyum kepadaku, yang di mana hatiku sudah tak dihuni kupu-kupu. Kubalas senyumnya, Martha mendekat ke arahku dengan melahirkan banyak kupu-kupu dari matanya. Kurasakan hangat napas dari mulutnya, seolah-olah banyak kupu-kupu merasuki jantungku. Martha selalu bercerita banyak hal kepadaku, walau diriku orang asing untuknya. Selama ia bercerita banyak kupu-kupu yang lahir dari rongga mulutnya, keluar berterbangan. Menatap matanya adalah sesuatu yang tak ingin kulakukan, karena di dalam matanya banyak sekali warna dan kupu terperangkap. Sekali menatap matanya, warna dan kupu ingin memberontak keluar. Tubuhku telah terisi banyak kupu-kupu darinya. Martha mengajak diriku pergi ke rumahnya. Selama perjalanan menuju rumahnya, Martha selalu menggodaku dengan Jari-jarinya yang merasuki dadaku sepanjang perjalanan. Beberapa kali ia memilin, menjelit telingaku hingga mendesah kecil. Terlihat rumah yang besar dengan pilar-pilar becahaya, namun terasa angker, halaman depan rumahnya ditumbuhi pohon-pohon besar, pohon yang telah lama mati.

            Beberapa hari yang lalu aku membaca kabar berita mengenai beberapa laki-laki yang hilang setelah pulang dari diskotik. Desas-desus kabar di luar sebelum menghilang, para korban berjalan dengan seorang wanita cantik dan bermata bening. Martha juga memiliki mata yang bening, namun memiliki banyak kupu-kupu. Ia menarik diriku masuk ke dalam rumahnya yang besar, kulihat banyak foto dirinya menempel di dinding, dinding yang memilik banyak noda merah. Diriku berasa berada di rumah setan, rumah setan yang mewah. Martha membawakan segelas air bening untukku, ia tersenyum, membuatku semakin cinta kepadanya. Barangkali, ini yang disebut cinta yang sempurna. Martha mendorong tubuhku hingga ambruk, jatuh di atas sofa. Martha mengangkangkan kakinya hingga terlihat belahan mekinya, yang ditumbuhi beberapa helai bulu. Menyaksikan pemandangan itu wajahku mulai memerah dan salah tingkah di hadapanya. Kulihat Martha tertawa, merasa senang melihat tingkahku. Martha menaiki tubuhku lalu jari-jarinya melucuti seluruh benik di bajuku. Martha menenggelamkan wajahnya di sekitar dadaku, tiba-tiba diriku tersentak, ketika Martha mengulum pentil susuku. Lalu jilatan itu berpindah lembut ke leher dan kedua telingaku. Ia begitu haus dan buas sampai aku tidak bisa bergerak. “Apakah kau haus sayangku?” Ia menyodorkan payudaranya yang sudah dilumuri madu ke arah mulutku untuk dikulumnya.

            Pagi harinya tubuhku serasa sulit digerakan. Kulihat Martha tidur di tengah-tengah tititku, Kubopong tubuhnya, kubawa masuk ke dalam kamarnya. Dengan telanjang aku berjalan-jalan di dalam rumah untuk melihat-lihat ada apa di dalam rumahnya. Banyak sekali noda merah yang membekas di dinding. Terpampang foto Martha yang tersenyum juga kupu-kupu yang terprangkap di dalam matanya. Aku kembali teringat akan berita hilangnya laki-laki, juga perempuan bermata bening. Bila aku bayangkan perempuan itu seperti Martha. Memiliki mata yang sangat aku cintai setelah tubuhnya. Aku kembali ke dalam kamar, kamar yang wangi sekali. Ia sedang tertidur pulas dengan kedua payudaranya yang selalu menggoda diriku. Oh, matanya serasa ingin berbicara padaku, seperti ada yang mau disampaikan. Mata itu benar-benar terbuka di hadapanku, Martha langsung memainkan tititku hingga terbangun. Martha tersenyum sambil ketawa riang. Demi tanah air Aku akan mencintai, Martha. “Ada apa kau tertawa sayang?” Tanyaku. Ia terus memainkan burungku hingga memuncratkan cairan putih ke wajahnya.

            Sepanjang hari kami berdua selalu memainkan kelamin hingga mengeluarkan sesuatu yang orang-orang bilang sebuah kenikmatan. “Apakah kau mencintaiku, sayangku?” Tanya Martha. “iya, saya akan menjadi kekasihmu.” Bisa disebut kami sudah resmi menjalin perasaan, kami berpelukan sangat lama hingga terlelap begitu lama. Malam harinya tidak kudapati Martha di atas kasur. Segera kukenakan celana kolor, lalu mencari keberadaan Martha. Ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan taman, juga tidak kutemukan sosok Martha. Tiba-tiba Martha memeluk pinggangku dari belakang. “Nyari aku ya sayang!” Kutangkap tangan Martha, lalu kutarik supaya berada di hadapanku. Martha tersenyum, kulihat darah di sudut bibirnya. “Kamu kenapa sayang!” bibir kamu berdarah. Lalu ia mengelap bekas darahnya dengan baju tidurnya. Aku curiga dengan darah di bibirnya.

            Martha saat itu menjadi panik yang tiba-tiba di bibirnya berdarah, Aku mencoba menenangkan dirinya. Setelah setengah jam menenangkan dirinya, aku berpamit untuk pulang. Karena esoknya harus bekerja karena hari ini aku sudah membolos kerja. Aku berpamitan sambil mencium bibir Martha. Taksi yang akan mengantarku pulang sudah datang. Selama perjalanan pulang tubuhku merasa semakin resah meninggalkan Martha. Namun aku juga kasihan dengan istriku yang ditinggal sendirian di rumah. Istriku tidak bisa melihat sedari kecil, aku sangat mencintai istriku itu dulu. Saat ini aku telah berselingkuh dan jatuh cinta kepada Martha  Martha wanita yang liar. Pasti semua lelaki akan mencintainya. Kulihat halaman rumahku yang asri dan hijau, istriku sedang duduk di luar. “Selamat pagi, istriku” Istriku berdiri, segera mencari suaraku. Aku dekap tubuh istriku, Istriku meraba wajahku dengan begitu khawatir. “ke mana saja mas hari ini baru pulang?” Aku berbohong dengan alasan sangat klise yaitu lembur dan dinas keluar, namun itu semua hanya alasan. Sedangkan diriku bercinta dengan Martha. Walau begitu istriku tidak akan marah dan menaruh curiga kepadaku.

            Istriku tiba-tiba bercerita mengenai hilangnya para lelaki yang di bawa wanita bermata bening. Aku jadi teringat dengan Martha, selingkuhanku. “Ada perkembangan baru apa, bu. Mengenai kasus wanita bermata bening itu ibu.” Kulihat istriku menggelengkan kepalanya. Apakah penegak hukum sanggup menemukannya?  Aktivis yang hilang saja tidak sanggup ditemukan, apalagi kasus ini. Apalagi kasus kopi beracun itu. Istriku menyiapkan makan malam, kuhabiskan malam di meja makan dengan bercerita dan bercanda. Aku membantu istriku membereskan piring-piring dan mencucinya. Kugendong istriku menuju kamar, kusingkapkan dassternya hingga tersisa Cawet dan BH, wajah istriku memerah. Mataku istriku yang hampa, beda dengan mata Martha yang bening. Esok paginya Aku berangkat kerja, kutinggalkan istriku di rumah sendirian. Sebelum berangkat aku memberi tahu istriku nanti malam akan lembur. Tapi saya akan pulang dulu untuk makan malam, Istri hanya menjawab dengan lembut.

            Selama di kantor aku teringat-ingat wajah Martha, segera aku pulang lebih dulu dari biasanya. Terdengar lagi berita mengenai kasus hilangnya laki-laki di radio selama perjalanan menuju rumah Martha. Sudah seminggu kasus ini belum terpecahkan? Barangkali, wanita bermata bening itu membunuhnya lalu menjual organ-organnya. Penyiar radio dan penegak hukum membahas lebih dalam mengenai kasus ini. Kuparkirkan mobilku di depan rumah Martha, Martha tidak memiliki pembantu atau pun sopir. Dari luar kulihat sepeda motor terparkir, juga pintu rumah terbuka sedikit. Segera  mencoba masuk, takutnya terjadi perampokan atau hal-hal yang tidak aku inginkan. Setelah itu kulihat banyak darah di lantai ruang tamu, segera aku pelan-pelan masuk mencari kebradaan Martha. Kuikuti jejak darah yang menuju ke sebuah gudang. Kubuka pelan-pelan pintu gudang, kucium bau busuk yang sangat anyir, rasanya ingin muntah. Kupaksakan diriku untuk memasuki lorong gudang yang gelap dan pengap. Di ujung lorong aroma amis dan anyir sangat terasa. Kulihat Martha sedang mencabik-cabik tubuh, hingga ususnya terburai. Rasanya aku tidak kuat melihatnya. “Marthaaaa!!!” Martha membalikan badan ke arahku dengan sebuah jantung yang berlumuran darah. “Sayang, seharusnya kamu tidak perlu tahu soal ini” Kulihat banyak kupu-kupu keluar di matanya, yang kemarin malam terkurung. Perasaanku semakin tidak karuan, aku bingung dengan ini semua. Martha mendekap tubuhku dengan berlumuran darah, untuk menenangkan diriku.

            Martha melumat bibirku dengan bibirnya yang berlumuran darah, Kupu-kupu di matanya merasuki mataku. Aku membalas lumatan itu lebih panas hingga aku tertidur. Malamnya suasana terasa dingin, aku sudah telanjang, dan tertidur di kamar Martha bersama Martha yang tertidur di sampingku. Selama itu aku menutup mulut atas kasus hilanganya banyak laki-laki. Selama itu juga aku melihat Martha memakan tubuh manusia.

Dan sudah berapa banyak laki-laki yang ia makan? aku tidak menghitungnya.


2 comments

  1. Replies
    1. Terima kasih.

      Serem juga yah si Martha, seharusnya Masih berlanjut ceritanya. :D

      Delete

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes