![]() |
Selama sepuluh tahun, aku tak benar-benar
mencintainya. Tubuhnya selalu tercium bau amis. Terkadang kulihat di ujung
bibirnya membekas banyak darah, juga di lantai dan tembok-tembok rumahnya.
Kekasihku setiap menjelang malam seakan dia vampire,
atau mirip dengan orang sakaw, yang melukai bagian tubuhnya untuk mencicipi
sorga. Entah bagaimana diriku bisa jatuh, cinta, sama wanita seperti itu.
Martha, Gadis bermata bening. Di kedalaman matanya selalu melahirkan banyak
warna, juga banyak kupu-kupu. Martha melepas senyum kepadaku, yang di mana
hatiku sudah tak dihuni kupu-kupu. Kubalas senyumnya, Martha mendekat ke arahku
dengan melahirkan banyak kupu-kupu dari matanya. Kurasakan hangat napas dari
mulutnya, seolah-olah banyak kupu-kupu merasuki jantungku. Martha selalu
bercerita banyak hal kepadaku, walau diriku orang asing untuknya. Selama ia
bercerita banyak kupu-kupu yang lahir dari rongga mulutnya, keluar
berterbangan. Menatap matanya adalah sesuatu yang tak ingin kulakukan, karena
di dalam matanya banyak sekali warna dan kupu terperangkap. Sekali menatap
matanya, warna dan kupu ingin memberontak keluar. Tubuhku telah terisi banyak
kupu-kupu darinya. Martha mengajak diriku pergi ke rumahnya. Selama perjalanan
menuju rumahnya, Martha selalu menggodaku dengan Jari-jarinya yang merasuki
dadaku sepanjang perjalanan. Beberapa kali ia memilin, menjelit telingaku
hingga mendesah kecil. Terlihat rumah yang besar dengan pilar-pilar becahaya,
namun terasa angker, halaman depan rumahnya ditumbuhi pohon-pohon besar, pohon
yang telah lama mati.
Beberapa
hari yang lalu aku membaca kabar berita mengenai beberapa laki-laki yang hilang
setelah pulang dari diskotik. Desas-desus kabar di luar sebelum menghilang,
para korban berjalan dengan seorang wanita cantik dan bermata bening. Martha
juga memiliki mata yang bening, namun memiliki banyak kupu-kupu. Ia menarik
diriku masuk ke dalam rumahnya yang besar, kulihat banyak foto dirinya menempel
di dinding, dinding yang memilik banyak noda merah. Diriku berasa berada di
rumah setan, rumah setan yang mewah. Martha membawakan segelas air bening
untukku, ia tersenyum, membuatku semakin cinta kepadanya. Barangkali, ini yang
disebut cinta yang sempurna. Martha mendorong tubuhku hingga ambruk, jatuh di
atas sofa. Martha mengangkangkan kakinya hingga terlihat belahan mekinya, yang
ditumbuhi beberapa helai bulu. Menyaksikan pemandangan itu wajahku mulai
memerah dan salah tingkah di hadapanya. Kulihat Martha tertawa, merasa senang
melihat tingkahku. Martha menaiki tubuhku lalu jari-jarinya melucuti seluruh
benik di bajuku. Martha menenggelamkan wajahnya di sekitar dadaku, tiba-tiba
diriku tersentak, ketika Martha mengulum pentil susuku. Lalu jilatan itu
berpindah lembut ke leher dan kedua telingaku. Ia begitu haus dan buas sampai
aku tidak bisa bergerak. “Apakah kau haus sayangku?” Ia menyodorkan payudaranya
yang sudah dilumuri madu ke arah mulutku untuk dikulumnya.
Pagi
harinya tubuhku serasa sulit digerakan. Kulihat Martha tidur di tengah-tengah
tititku, Kubopong tubuhnya, kubawa masuk ke dalam kamarnya. Dengan telanjang aku
berjalan-jalan di dalam rumah untuk melihat-lihat ada apa di dalam rumahnya.
Banyak sekali noda merah yang membekas di dinding. Terpampang foto Martha yang
tersenyum juga kupu-kupu yang terprangkap di dalam matanya. Aku kembali
teringat akan berita hilangnya laki-laki, juga perempuan bermata bening. Bila
aku bayangkan perempuan itu seperti Martha. Memiliki mata yang sangat aku
cintai setelah tubuhnya. Aku kembali ke dalam kamar, kamar yang wangi sekali.
Ia sedang tertidur pulas dengan kedua payudaranya yang selalu menggoda diriku.
Oh, matanya serasa ingin berbicara padaku, seperti ada yang mau disampaikan.
Mata itu benar-benar terbuka di hadapanku, Martha langsung memainkan tititku
hingga terbangun. Martha tersenyum sambil ketawa riang. Demi tanah air Aku akan
mencintai, Martha. “Ada apa kau tertawa sayang?” Tanyaku. Ia terus memainkan
burungku hingga memuncratkan cairan putih ke wajahnya.
Sepanjang
hari kami berdua selalu memainkan kelamin hingga mengeluarkan sesuatu yang
orang-orang bilang sebuah kenikmatan. “Apakah kau mencintaiku, sayangku?” Tanya
Martha. “iya, saya akan menjadi kekasihmu.” Bisa disebut kami sudah resmi
menjalin perasaan, kami berpelukan sangat lama hingga terlelap begitu lama. Malam
harinya tidak kudapati Martha di atas kasur. Segera kukenakan celana kolor, lalu
mencari keberadaan Martha. Ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan taman, juga
tidak kutemukan sosok Martha. Tiba-tiba Martha memeluk pinggangku dari
belakang. “Nyari aku ya sayang!” Kutangkap tangan Martha, lalu kutarik supaya
berada di hadapanku. Martha tersenyum, kulihat darah di sudut bibirnya. “Kamu
kenapa sayang!” bibir kamu berdarah. Lalu ia mengelap bekas darahnya dengan
baju tidurnya. Aku curiga dengan darah di bibirnya.
Martha
saat itu menjadi panik yang tiba-tiba di bibirnya berdarah, Aku mencoba
menenangkan dirinya. Setelah setengah jam menenangkan dirinya, aku berpamit
untuk pulang. Karena esoknya harus bekerja karena hari ini aku sudah membolos
kerja. Aku berpamitan sambil mencium bibir Martha. Taksi yang akan mengantarku
pulang sudah datang. Selama perjalanan pulang tubuhku merasa semakin resah
meninggalkan Martha. Namun aku juga kasihan dengan istriku yang ditinggal sendirian
di rumah. Istriku tidak bisa melihat sedari kecil, aku sangat mencintai istriku
itu dulu. Saat ini aku telah berselingkuh dan jatuh cinta kepada Martha Martha wanita yang liar. Pasti semua lelaki
akan mencintainya. Kulihat halaman rumahku yang asri dan hijau, istriku sedang
duduk di luar. “Selamat pagi, istriku” Istriku berdiri, segera mencari suaraku.
Aku dekap tubuh istriku, Istriku meraba wajahku dengan begitu khawatir. “ke
mana saja mas hari ini baru pulang?” Aku berbohong dengan alasan sangat klise
yaitu lembur dan dinas keluar, namun itu semua hanya alasan. Sedangkan diriku bercinta
dengan Martha. Walau begitu istriku tidak akan marah dan menaruh curiga
kepadaku.
Istriku
tiba-tiba bercerita mengenai hilangnya para lelaki yang di bawa wanita bermata
bening. Aku jadi teringat dengan Martha, selingkuhanku. “Ada perkembangan baru apa,
bu. Mengenai kasus wanita bermata bening itu ibu.” Kulihat istriku
menggelengkan kepalanya. Apakah penegak hukum sanggup menemukannya? Aktivis yang hilang saja tidak sanggup
ditemukan, apalagi kasus ini. Apalagi kasus kopi beracun itu. Istriku
menyiapkan makan malam, kuhabiskan malam di meja makan dengan bercerita dan
bercanda. Aku membantu istriku membereskan piring-piring dan mencucinya.
Kugendong istriku menuju kamar, kusingkapkan dassternya hingga tersisa Cawet
dan BH, wajah istriku memerah. Mataku istriku yang hampa, beda dengan mata
Martha yang bening. Esok paginya Aku berangkat kerja, kutinggalkan istriku di
rumah sendirian. Sebelum berangkat aku memberi tahu istriku nanti malam akan
lembur. Tapi saya akan pulang dulu untuk makan malam, Istri hanya menjawab
dengan lembut.
Selama
di kantor aku teringat-ingat wajah Martha, segera aku pulang lebih dulu dari
biasanya. Terdengar lagi berita mengenai kasus hilangnya laki-laki di radio
selama perjalanan menuju rumah Martha. Sudah seminggu kasus ini belum
terpecahkan? Barangkali, wanita bermata bening itu membunuhnya lalu menjual
organ-organnya. Penyiar radio dan penegak hukum membahas lebih dalam mengenai
kasus ini. Kuparkirkan mobilku di depan rumah Martha, Martha tidak memiliki
pembantu atau pun sopir. Dari luar kulihat sepeda motor terparkir, juga pintu rumah
terbuka sedikit. Segera mencoba masuk, takutnya
terjadi perampokan atau hal-hal yang tidak aku inginkan. Setelah itu kulihat
banyak darah di lantai ruang tamu, segera aku pelan-pelan masuk mencari
kebradaan Martha. Kuikuti jejak darah yang menuju ke sebuah gudang. Kubuka
pelan-pelan pintu gudang, kucium bau busuk yang sangat anyir, rasanya ingin
muntah. Kupaksakan diriku untuk memasuki lorong gudang yang gelap dan pengap. Di
ujung lorong aroma amis dan anyir sangat terasa. Kulihat Martha sedang
mencabik-cabik tubuh, hingga ususnya terburai. Rasanya aku tidak kuat
melihatnya. “Marthaaaa!!!” Martha membalikan badan ke arahku dengan sebuah
jantung yang berlumuran darah. “Sayang, seharusnya kamu tidak perlu tahu soal
ini” Kulihat banyak kupu-kupu keluar di matanya, yang kemarin malam terkurung. Perasaanku
semakin tidak karuan, aku bingung dengan ini semua. Martha mendekap tubuhku
dengan berlumuran darah, untuk menenangkan diriku.
Martha
melumat bibirku dengan bibirnya yang berlumuran darah, Kupu-kupu di matanya
merasuki mataku. Aku membalas lumatan itu lebih panas hingga aku tertidur. Malamnya
suasana terasa dingin, aku sudah telanjang, dan tertidur di kamar Martha
bersama Martha yang tertidur di sampingku. Selama itu aku menutup mulut atas
kasus hilanganya banyak laki-laki. Selama itu juga aku melihat Martha memakan
tubuh manusia.
Dan sudah berapa banyak laki-laki yang ia makan? aku
tidak menghitungnya.
koq serem si martha
ReplyDeleteaduuuhhh
Terima kasih.
DeleteSerem juga yah si Martha, seharusnya Masih berlanjut ceritanya. :D