Cinta
membuatku selalu bingung, Tuhan yang menciptakan cinta itu sendiri. Banyak hal
yang selalu membuatku berpikir mengenai cinta. Aku selalu belajar tentang
bagaimana cinta itu bekerja? Banyak orang yang selalu bersedih karena cinta, atau
memilih mati karena cinta itu sendiri. Apa yang membuat orang-orang itu menjadi
buta, walau mereka mampu melihat dengan baik. Setidaknya aku ingin mencoba itu
semua untuk mengetahui bagaimana cinta bekerja. Walau sampai merelakan nyawaku,
aku bersedia. Bila di lihat ini perbuatan yang sangat tolol dan tak masuk akal.
Tidak apa-apa hidup cuma sekali, toh.
Di
ujung malam telepon kamar bordering kencang, membangunkan tidurku yang hampir
melepaskan tubuhku ke angkasa. Halo, kujawab dengan setengah nyawaku. Tiba-tiba
terdengar suara laki-laki di ujung telepon.
“Ini
benar dengan Bulan?”
“iya,
saya sendiri.”
“Bulan,
kenapa buku disebut jendela dunia?”
“apaan
sih!, malam-malam begini bikin pertanyaan yang aneh”
“kamu
memang siapa sih?
Saat
itu perasaanku sangat jengkel dengan percakapan yang aneh, atau dibilang modus
zaman masa SD dulu. kenapa buku disebut jendela dunia? Ya, iyalah buku sebagai
wawasan untuk menambah pengetahuan baru.
Apaan juga, aku mikirin pertanyaan itu. Kulanjutkan tidurku. Masjid
melepas adzan dengan merdu, suaranya samar-samar masuk ke dalam kamarku.
Setibanya telepon kembali berdering.
“Bulan,
jangan lupa sholat subuh.”
“Bulan,
kenapa buku disebut jendela dunia?”
Aku
kembali mendengar pertanyaan itu kembali, membuatku merasa jengkel dan menjawab
pura-pura tidak tahu.
“Engga
tahu! Memang kenapa buku bisa disebut jendela dunia?”
“karena,
kalau matamu jendela hatiku”
Duarrrr!
Perasaanku luluh ketika mendengar gombalan murahan itu, jujur saat itu diriku
sangat senang. Itu gombalan pertama buatku.
“Eh!
Kamu siapa sih? Nelpon subuh-subuh begini?”
“Aku,
Bumi.”
belum
sempat menjawab, kudengar nada yang khas di ujung telepon.
No comments
Post a Comment