Monday, 2 March 2015

Sebotol Jus Jeruk


1.
sebotol jus jeruk kecut yang ku beli di warung warung emperan
harga tak terlalu mahal maka, aku membelinya
bibir menahan kecut melumat sendiri
rasa kecut menyentuh permukaan lidah
sejak tadi kutahan kecemasanku sendiri


2.
brengsek! seperti katamu waktu itu sayang
selembar daun jatuh burung burung tak lagi hinggap di ranting itu
yang meninggalkan selembar daun dan kecemasaan
jendela kamar selalu diketuk-ketuk oleh ranting yang katanya kesepian
dan ingin sekali berbicara kepadaku:
Terluka. Patah hati.


3.
setelah kugigit cemas melumat kecut
hujan turun begitu lebat yang sedang ingin jatuh jatuhnya
maukah kamu sepayung bersamaku? menerobos hujan hujan yang kasar

4.
di lemari berdebu:
sepasang foto diriku tersenyum
kuning bukan sebagai matahari,
merah bukan sebagai api
hijau bukan sebagai daun
biru bukan sebagai laut

5.
ranjang besi ini:
pernah aku gunakan membelah puisi bukan sebagai penari
hanya saja sebagai kesedihan
kepalaku berbicara sendiri kepada kesedihannya
sudah mulai sibuk

6.
jatuh cinta kepada cinta sendirinya
seorang lelaki diam berteduh kepada hujan
yang berebut jatuh di atas kepalanya
bila cinta tak menyatukan kita
cukup aku dan kamu


7.
untukmu
jadilah kuning bukan sebagai matahari
jadilah isi botol jus jeruk yang sedang aku habiskan
agar aku selalu mencemaskanmu
ah!

8.
Jatuhlah aku kedalam potret di Twittermu
yang selalu mekar jeruk
kutinggalkan sebotol jus jeruk di depan toko
tempat kau bekerja lelah
dan apabila kau melihatnya aku juga kecut
seperti keringat yang kau jatuhkan

9.
aku pulang dan kau pulang sedikit larut
malam masih menggantungkan jeruk di langit
kelak aku mencintaimu dengan pelan-pelan
sebagai kecupan bibir yang mendarat tipis



10.
aku pulang pukul delapan malam
kau pulang pukul sebelas malam
selamat malam

2 comments

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes