orang-orang menepi ke toko-toko pinggir
jalan
bunga eforbia ditinggalkan
telah basah, hujan.
lubang-lubang di jalan mengendap air
kodok bermain air
roda becak tenggelam di lubang air
kasihan sekali abang.
di kotaku ini
hujan sedang turun
polusi cahaya tak lagi nampak
pada pandangku.
apa kabar kotamu?
yang jauh
sekali
menyeberangi
lautan
lembah yang
asing
dan
puisi-puisi yang kau inginkan.
pohon cemara,
rembulan
bersembunyi malu, dari balik pepohonan
kabut mulai turun
selembut kapas di wajahmu
bagaimana
kabarmu? yang manis.
Dita
Yuliartha, kau pernah berbicara
bahwa
cita-citamu menulis
menulis segala
puisi dan sunyi
di tubuhmu.
No comments
Post a Comment