Beberapa hari ini ayah suka sekali membunuh nyamuk
hingga berniat membunuh diriku yang katanya diriku selalu berdarah dan terluka,
menyebabkan banyak sekali nyamuk bersembunyi di sela-sela prabotan. Demi
menjaga dari nyamuk-nyamuk yang nakal, nyamuk-nyamuk yang bajingan dan bangsat.
Ayah mengingikanku pergi dari rumah atau mati dibunuh tangannya. lain juga apa
yang dipikirkan oleh ibu, memang pemikiran seorang wanita selalu berhat-hati,
berkat pembelaan ibu, saya tetap bertahan di rumah, dan demi cicak-cicak
peliharannya.
Tanpa adanya saya di rumah tidak ada lagi
nyamuk-nyamuk yang bangsat dan cicak-cicak peliharaan ibu, kelaparan dan mulai
mati, terjatuh dari dinding. Pasti ibu akan marah besar seperti perang besar
antara Rusia dan Amerika yang kabarnya mulai memanas. Seperti ayah yang
mengidolakan penulis asal Rusia, Vladimir Nabokov. Ibu tidak menyukai
penulis-penulis asal Rusia. Ibu lebih mencintai anaknya dan cicak-cicak
peliharaanya.
Seperti ayahku yang sangat suka membaca pelbagai buku
yang ditulis oleh penulis Rusia. Ayah seorang pria yang berkerja sebagai tukang
pemotong kayu yang setiap harinya menebang dan menunggu. Itu yang sering
kulihat dari balik jendela. Menghitung cicak-cicak di dinding adalah kegiatan
ibu sehari-hari.
Hari ke 1000, ayah sudah membunuh nyamuk hingga tak
mampu dihitung, seakaan ini batas kesabarannya untuk berakhir, matanya sudah
cukup merah dan bengkak seperti kurang tidur demi membunuh nyamuk. Kudengar
napasnya mulai memberat, matanya mulai benar-benar marah kepadaku. Seluruh
prabotan rumah telah hancur berantakan, menyebabkan banyak sekali nyamuk yang
bersembunyi di sela-sela prabotan mulai berterbangan, mendengung cukup keras.
Membuat rasa amarahnya mulai tak terkendali. Ayah berlari mengambil kapak di
sudut ruang, untuk membunuh segerombolan nyamuk. Alhasil tidak ada nyamuk yang
terbunuh, melainkan menciptakkan lubang yang besar, persis luka yang ayah
derita selama ini. Dinding dan lantai hancur.
Nyamuk-nyamuk yang bajingan itu dan bangsat itu,
kembali bersembunyi di sela-sela kehancuran. Ibu, sudah 200 hari tidak pernah
pulang ke rumah, menyababkan nyamuk-nyamuk itu terus bertambah, dan bertambah. Hal
ini tidak baik untuk kesehatan Ayah, untuk menghabiskan seluruh waktunya, untuk
membunuh nyamuk. Seolah-olah saya tidak punya peduli dengan dunia ini dan
ayahku. Mungkin saya harus pergi dan pergi.
Saya tidak ingin melihat ayah merenung dan menunggu.
Pasti baginya itu luka yang sangat sulit disembuhkan. Suatu hari ibu pulang
membawa 2000 ekor cicak di dalam keranjang, ibu tidak peduli dengan keadaan
rumahnya yang sudah hancur dan berlubang di mana-mana. Ibu melepaskan seluruh
2000 ekor cicak di dalam rumah untuk memakan seluruh nyamuk. Kulihat 2000 ekor
cicak itu sangat beringas dan lebih bajingan dari nyamuk-nyamuk yang mencoba
selalu bersembunyi, menurutku itu sangat memalukan.
Selama 2000
ekor cicak itu memakan seluruh nyamuk, ibu membereskan seluruh rumah tanpa
memperpaiki lubang-lubang di lantai dan di dinding. Perlahan nyamuk-nyamuk
mulai berkurang dan ayah mulai sering tertidur di sofa yang sobek terkena
kapak. Oleh kebosanan, selama empat hari, 2000 ekor cicak itu telah berhasil
membunuh sekitar 1000 lebih, ekor nyamuk, itu hasil catatan yang ditulis oleh
ayah.
Kau pasti tahu saat ini saya sedang sendiri, saya
harus pergi dan pergi. Sebelum jentik nyamuk yang tumbuh di paru-paruku
melahirkan luka. Kau pasti juga tahu kalo sepi bagian dari sepi itu sendiri.
Kau tahu kaca depan rumahku selalu bersih dan tak pernah berembun. Saya harus
pergi dan pergi. Sebelum jentik nyamuk yang tumbuh di paru-paruku melahirkan
luka. Kau tahu segalanya tentangku dan rumahku, namun ada satu masalah yang
harus kau tahu, rumahku selalu melahirkan banyak sekali hewan-hewan yang tak
pernah terpikirkan seperti: kura-kura tanpa tempurung, kucing yang berperilaku
seperti anjing atau burung yang lupa bagaimana mengepakan sayapnnya dan saya
harus pergi dan pergi. Sebelum jentik nyamuk yang tumbuh di paru-paruku
melahirkan luka.
Namun kau tak pernah tahu saya mempertaruhkan cicak
cicak di rumahku untuk mencintaimu, Sebab duapuluhdua hari yang lalu 2000 ekor cicak,
berkumpul di tembok kamarku dan membentuk kode-kode yang agak lumayan sulit
dipahami, dan pelan-pelan 2000 ekor cicak itu membentuk wajahmu. Itu cerita
duapuluhdua hari yang lalu, di mana saya diserbu 2000 ekor cicak.
Dan sekarang kau sudah tahu tentang cicak-cicak itu
dan kau tak akan pernah tahu tentang seekor coro yang mencintaiku beberapa hari
yang lalu sebelum kau benar-benar ingin putus dariku.
No comments
Post a Comment