Sunday, 16 October 2016

2000 Ekor Cicak


Beberapa hari ini ayah suka sekali membunuh nyamuk hingga berniat membunuh diriku yang katanya diriku selalu berdarah dan terluka, menyebabkan banyak sekali nyamuk bersembunyi di sela-sela prabotan. Demi menjaga dari nyamuk-nyamuk yang nakal, nyamuk-nyamuk yang bajingan dan bangsat. Ayah mengingikanku pergi dari rumah atau mati dibunuh tangannya. lain juga apa yang dipikirkan oleh ibu, memang pemikiran seorang wanita selalu berhat-hati, berkat pembelaan ibu, saya tetap bertahan di rumah, dan demi cicak-cicak peliharannya.
Tanpa adanya saya di rumah tidak ada lagi nyamuk-nyamuk yang bangsat dan cicak-cicak peliharaan ibu, kelaparan dan mulai mati, terjatuh dari dinding. Pasti ibu akan marah besar seperti perang besar antara Rusia dan Amerika yang kabarnya mulai memanas. Seperti ayah yang mengidolakan penulis asal Rusia, Vladimir Nabokov. Ibu tidak menyukai penulis-penulis asal Rusia. Ibu lebih mencintai anaknya dan cicak-cicak peliharaanya.
Seperti ayahku yang sangat suka membaca pelbagai buku yang ditulis oleh penulis Rusia. Ayah seorang pria yang berkerja sebagai tukang pemotong kayu yang setiap harinya menebang dan menunggu. Itu yang sering kulihat dari balik jendela. Menghitung cicak-cicak di dinding adalah kegiatan ibu sehari-hari.

Hari ke 1000, ayah sudah membunuh nyamuk hingga tak mampu dihitung, seakaan ini batas kesabarannya untuk berakhir, matanya sudah cukup merah dan bengkak seperti kurang tidur demi membunuh nyamuk. Kudengar napasnya mulai memberat, matanya mulai benar-benar marah kepadaku. Seluruh prabotan rumah telah hancur berantakan, menyebabkan banyak sekali nyamuk yang bersembunyi di sela-sela prabotan mulai berterbangan, mendengung cukup keras. Membuat rasa amarahnya mulai tak terkendali. Ayah berlari mengambil kapak di sudut ruang, untuk membunuh segerombolan nyamuk. Alhasil tidak ada nyamuk yang terbunuh, melainkan menciptakkan lubang yang besar, persis luka yang ayah derita selama ini. Dinding dan lantai hancur.

Nyamuk-nyamuk yang bajingan itu dan bangsat itu, kembali bersembunyi di sela-sela kehancuran. Ibu, sudah 200 hari tidak pernah pulang ke rumah, menyababkan nyamuk-nyamuk itu terus bertambah, dan bertambah. Hal ini tidak baik untuk kesehatan Ayah, untuk menghabiskan seluruh waktunya, untuk membunuh nyamuk. Seolah-olah saya tidak punya peduli dengan dunia ini dan ayahku. Mungkin saya harus pergi dan pergi.

Saya tidak ingin melihat ayah merenung dan menunggu. Pasti baginya itu luka yang sangat sulit disembuhkan. Suatu hari ibu pulang membawa 2000 ekor cicak di dalam keranjang, ibu tidak peduli dengan keadaan rumahnya yang sudah hancur dan berlubang di mana-mana. Ibu melepaskan seluruh 2000 ekor cicak di dalam rumah untuk memakan seluruh nyamuk. Kulihat 2000 ekor cicak itu sangat beringas dan lebih bajingan dari nyamuk-nyamuk yang mencoba selalu bersembunyi, menurutku itu sangat memalukan.

 Selama 2000 ekor cicak itu memakan seluruh nyamuk, ibu membereskan seluruh rumah tanpa memperpaiki lubang-lubang di lantai dan di dinding. Perlahan nyamuk-nyamuk mulai berkurang dan ayah mulai sering tertidur di sofa yang sobek terkena kapak. Oleh kebosanan, selama empat hari, 2000 ekor cicak itu telah berhasil membunuh sekitar 1000 lebih, ekor nyamuk, itu hasil catatan yang ditulis oleh ayah.

Kau pasti tahu saat ini saya sedang sendiri, saya harus pergi dan pergi. Sebelum jentik nyamuk yang tumbuh di paru-paruku melahirkan luka. Kau pasti juga tahu kalo sepi bagian dari sepi itu sendiri. Kau tahu kaca depan rumahku selalu bersih dan tak pernah berembun. Saya harus pergi dan pergi. Sebelum jentik nyamuk yang tumbuh di paru-paruku melahirkan luka. Kau tahu segalanya tentangku dan rumahku, namun ada satu masalah yang harus kau tahu, rumahku selalu melahirkan banyak sekali hewan-hewan yang tak pernah terpikirkan seperti: kura-kura tanpa tempurung, kucing yang berperilaku seperti anjing atau burung yang lupa bagaimana mengepakan sayapnnya dan saya harus pergi dan pergi. Sebelum jentik nyamuk yang tumbuh di paru-paruku melahirkan luka.

Namun kau tak pernah tahu saya mempertaruhkan cicak cicak di rumahku untuk mencintaimu, Sebab duapuluhdua hari yang lalu 2000 ekor cicak, berkumpul di tembok kamarku dan membentuk kode-kode yang agak lumayan sulit dipahami, dan pelan-pelan 2000 ekor cicak itu membentuk wajahmu. Itu cerita duapuluhdua hari yang lalu, di mana saya diserbu 2000 ekor cicak.


Dan sekarang kau sudah tahu tentang cicak-cicak itu dan kau tak akan pernah tahu tentang seekor coro yang mencintaiku beberapa hari yang lalu sebelum kau benar-benar ingin putus dariku.

No comments

Post a Comment

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes