Aku telah menanggalkan luka di keping-keping ingatanmu dan juga di keningmu. Setelah kau membuat kekacauan yang kau buat ketika aku benar-benar sakit, tertusuk pisau, di mana tanganmu benar-benar menuskan tepat di lambungku beberapa kali. Ini terjadi begitu sepele, rasanya ingin meludah atau ketawa-tawa.
Semua terjadi ketika kau membuatkan mie goreng dan teh hangat di dapur, beberapa menit kau datang tanpa membawa sepiring mie goreng atau teh hangat di kedua tanganmu, tetapi tangan kirimu menyembunyikan sesuatu di balik punggungmu. Matamu benar-benar memerah seperti menangis begitu hebat, badanmu gemetar begitu takut dan menakutkan bagiku yang tidak tahu apa-apa yang sedang terjadi kepadamu.
Sekitar jarak kurang dari semeter kau berdiri, aku mampu merasakan setan di tubuhmu bangun, seaakan ingin menelanku hidup-hidup. Tangan sebelah kirimu perlahan bergerak dari balik punggungmu. Kulihat kau mengeluarkan pisau dapur yang membekas kecap dan bumbu mie goreng di badan pisau.
Napasmu tersenggal-senggal seakan kau akan mengeluarkan setan dari mulutmu, seperti Iblis Boo, pikirku. Mulai kacau dan hanya terpikirkan malam ini, malam Halloween dan kau sedang berpura-pura menjadi pembunuh berdarah dingin, lalu menusukan pisau yang beraroma mie goreng itu ke tubuhku. Aku hanya tertawa di dalam batin.
Dengan cara kau memegang pisau itu, rasanya kau benar-benar ingin membunuhku.
Jika kau benar-benar menusukan pisau itu di tubuhku, aku akan mati dan berdarah beraroma Mie goreng. Lalu di koran atau acara televisi akan memberitakan kematianku yang beraroma mie goreng.
Selama aku berpikir tentang kematianku, kau sudah berjongkok di depan wajahku. Aku dapat mencium aroma Mie goreng dari pisau itu. Tangan kanamu, memegang pundak sebelah kanan, didorong perlahan hingga aku berada dalam posisi tertidur. Kau semakin maju dan duduk tepat di perutku. Seakan-akan ini akan menjadi pembunuhan yang romantis dan terlucu. Tanpa disadari aku sudah tidak lagi berbaju.
Kau tidak mengucapkan satu kata pun, dan hanya terdengar napasmu yang sedikit menyentuh kulitku. Matilah aku di tanganmu. Matilah aku di antara selangkanganmu. Matilah aku di pisaumu. Matilah aku di antara aroma Mie goreng yang belum selesai.
Kau memainkan pisau itu di perutku dan, kau menusukan pisau itu beberapa kali. Sehingga aku benar-benar berdarah, bercampur kecap dan bumbu Mie goreng. Aku melihat mulutmu benar-benar berliur dan liar.
Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku! Berakhirlah aku!
Setan di dalam tubuhmu mulai pergi, dan kau benar-benar menangis ketika kau melihatku berdarah dan sebuah pisau yang menancap di tubuhku. Di saat terkahirku, aku tahu kau kehilangan ingatan, dan menganggap aku adalah mantan kekasihmu yang sering memukulimu hingga babak belur dan kau berhasil menusuku.
”Sudah berapa lama aku tertidur?” Tanyaku.
“Satu bulan.” Jawabnya.
Aku terbangun di sebuah ruangan, kamar di rumah sakit.
Kulihat dirimu tersenyum dan menangis tanpa sebuah pisau juga aroma mie goreng yang belum sempat selesai.
Keeereeeeennnnnnnn :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca :)
Delete