Saturday, 14 February 2015

Bukan Perayaan Valentine, Sayang.





01 February
mataku baru saja selesai terpejam
hatimu ialah pohon mangga
dan aku tanah yang sabar
menunggu gugur daun darimu.


02 February
terpujilah hujan
membasahkan segala
kering dan rambutmu
serta perasaanmu yang sejuk.


03 February
sudah tiga jam, aku buta
kedua mataku menjadi saksi,
juga sesuatu untukmu
tentang hal-hal.


04 February
dan hari keempat, di bulan kedua
cintaku masih sebuah kuntum
sesuatu yang kau tunggu-tunggu
dan ingin kau kecup.


05 February
katamu
hujan terlalu deras di bulan February
kusiapkan payung-payung berwarna merah jambu
dan mekar di kepalamu sebagai mahkota yang melindungi dari bulir air.


06 February
jendela kamarku
berkaca empat kotak,
kumbang dan seekor kepik jatuh
ditempat aku meneduhkan pandangan darimu.


07 February
sofa di ruang tamu
bokongku dengan sabar duduk lebih lama
menyaksikan televisi dan hujan hujan
ah.


08 February
tentang foto di dinding
jadilah patung-patung yang tersenyum kepada ingatan
aku duduk lebih lama
menatap kamu tersenyum.


09 February
matamu itu lautan lepas
sedangkan aku nelayan dan kapal kecil
yang ingin mencuri ikan ikan
tanpa perlu menenggelamkan.


10 February
lalu cinta di dadamu,
api unggun
tanganku aku dekat
agar hangat.


11 February
sudah sebelas February
aku masih sebuah kuntum
dan sedikit ranum
tapi aku menggemaskan.


12 February
mawar di depan rumahku lebih segar dari biasanya
terbasahkan pagi yang menghujani embun
kupatahkan sebatang mawar untuknya
dan aku tak lupa.


13 February
diriku tukang kebun
merawat mawar mawar
agar selalu mekar
dan kelihatan segar.


14 February
febuari, bulan di mana aku berkasih kepadamu
dengan punggung tanganmu yang pernah aku sentuh
perlahan tumbuh mawar-mawar wangi
sebab itu aku sering mencium lebih lama.

4 comments

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes