Di sebuah
bandara,
kupu mendaratkan
kecup di dahimu dengan perlahan.
Aku lipat lipat kertas ini menjadi sebuah
pesawat
Sebelumnya kutulis pesan dan satu kecupan di dalamnya
Aku terbangkan perlahan, setelah itu kau
menunggunya sabar
hingga salah satu sayapnya gugur dan berdebar di jantungnya.
Seekor kupu hinggap di keningmu,
Yang tak pernah aku kecup, kecuali
kekasihnya sendiri
ribuan bunga tumbuh di tubuhmu, tanpa
pernah kau tanggalkan
Di antara lipat bibirmu, garis-garis yang
kering,
Kau bersembunyi dengan segala kecemassanmu
melalui gigit-gigitan kecil
Hingga berdarah
Pagi mengendap, bersembunyi di sebuah
kecupan
Tanpa pernah kehilangan arah
Dingin terselesaikan tanpa perlu matahari
Dalam mimpimu
Kita sepasang kunang-kunang, Jatuh dari
langit yang gelap
Disana kita saling mendaratkan bibir,
Tanpa perlu purnama
Di bibirmu yang mungil
Aku laki-laki yang tak lagi kau bicarakan.
No comments
Post a Comment