Wednesday, 5 November 2014

Pesawat Kertas



Di sebuah bandara,
kupu mendaratkan kecup di dahimu dengan perlahan.

Aku lipat lipat kertas ini menjadi sebuah pesawat
Sebelumnya kutulis  pesan dan satu kecupan di dalamnya
Aku terbangkan perlahan, setelah itu kau menunggunya sabar

Di sebuah taman; kupu-kupu menerbangkan kepaknya, 
hingga salah satu sayapnya gugur dan berdebar di jantungnya.
Seekor kupu hinggap di keningmu,
Yang tak pernah aku kecup, kecuali kekasihnya sendiri

ribuan bunga tumbuh di tubuhmu, tanpa pernah kau tanggalkan
Di antara lipat bibirmu, garis-garis yang kering,
Kau bersembunyi dengan segala kecemassanmu melalui gigit-gigitan kecil
Hingga berdarah

Pagi mengendap, bersembunyi di sebuah kecupan
Tanpa pernah kehilangan arah
Dingin terselesaikan tanpa perlu matahari

Dalam mimpimu
Kita sepasang kunang-kunang, Jatuh dari langit yang gelap
Disana kita saling mendaratkan bibir, Tanpa perlu purnama

Di bibirmu yang mungil
Aku laki-laki yang tak lagi kau bicarakan.

No comments

Post a Comment

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes