Awan-awan yang mulai
membentuk putih, matahari mulai muncul setengah dari arah timur. Embun membekas
di antara kaca-kaca stasiun yang berisikan informasi-informasi keberangkatan
kereta api. Fitri duduk di kursi keberangkatan yang memanjang sepi. Beberapa pedagang
mulai menjual dagangannya. Para petugas stasiun mulai menjajakan kakinya di
pinggir rel dengan topi yang berwarna merah bergaris kuning kemeasan. Tangan
kirinya memegang sebuah tongkat mirip seperti rambu-rambu lalu lintas di
pinggir jalan namun ini bagian depannya berwarna hijau, merah untuk bagian
belakangnya.
Fitri mulai mulai
menyaksikan orang-orang dengan bawaan banyak dan menggendong tas-tas besar yang
menompang pundak.
Suasana kereta api yang
tadinya sepi mulai padat dengan aktivitas seluruh stasiun. Fitri mulai melihat
jam dinding bagian pintu masuk stasiun. Kereta yang aku tunggu akhirnya datang,
penumpang selain aku mulai bergegas untuk menaiki. Fitri masih asik duduk
dengan santai, melihat orang-orang yang berdesak-desakan. Akhirnya kereta api
berhenti.orang-orang mulai berebutan masuk, karena takut tidak kebagiaan kursi.
Fitri hanya tersenyum.
***
Fitri mencari gerbong
tujuh, melihat koridor kereta yang sesak. Nomor 236 fitri duduk. Kaca jendela
kereta yang sudah menggaris pecah sebagian jendela. Terdengar suara kereta
berjalan, fitri meninggalkan stasiun. menompang bagian bawah wajah (dagu),
melihat arah luar dari balik jendela. Matahari merah ke oranye-oranyean mulai
menggantung di tepian barat. Seluruh langit menjelma merah.
Menghabiskan beberapa
menit untuk menghabiskan sore dari balik jendela kereta api. Fitri mengenakan
kacamata hitam dengan headphone menutupi
kedua telinga dengan lagu-lagu rock
classic seperti Goo goo dolls, Gun and roses. Tangan yang menepuk-nepuk
paha, ftri terbawa alunan lagu Goo goo dolls.
Fitri terbangun dari
tidur, suasana seluruh kereta api tenang dan sejuk.
***
Beberapa pesan baru
masuk ke telepon genggam, membacanya ternyata dari kekasihnya Bayu. Senyum
fitri melebar. Beberapa kali kereta berhenti di stasiun kecil, fitri membaca
buku halaman per-halaman. Getar dan suara kereta, ftri melanjutkan tidurnya.
Bayu yang sudah
menunggu fitri melawan dingin dengan jaket berwarna hitam bercorak putih.
Asap-asap mulai menggantung-gantung di atap stasiun yang dibuat bayu dari rokoknya.
arah utara kereta datang
dengan lampu yang membulat kuning, bayu lekas berdiri, kereta semakin mendekat.
Angin yang dibuat kereta api begitu kencang. Beberapa detik kereta berhenti.
Bayu lekas mencari keberadaan Fitri. Fitri dengan barang bawaannya,
meninggalkan kereta. Fitri dan Bayu tak bertemu.
Andai saja kau tau? Sebaiknya-sebaiknya
kesembuhan, ialah kembali kepelukannya yang begitu lapang.
No comments
Post a Comment