Tunggu sebentar,
wanita itu berjalan dengan langkah-langkah kecil
begitu wangi aku menciumnya, rambut yang memanjang sebahu
sesekali angin memberantakan jutaan anak rambutnya yang
hitam
angin yang dibuat kipas angin begitu dingin
seperti raut yang memutih pucat
memudar seperti awan
garis yang menggaris pada kelopak matamu
begitu nyata, memanjang dan melengkung sampai ujung matamu
garisnya seperti cakrwala yang membentang seluruh negeri
bulatan kecil yang menghitam jatuh di antara putih aku
menyukainya
mata-matamu selalu riuh seperti pesta ulang tahun
terkecuali di ujung matamu, sepi
aku melihatnya ada bara api yang menyala merah
cemburu seperti api, ujung matamu begitu sinis
merangkap seluruh dendam
sekali lagi aku melihatnya ada bara api yang menyala merah
cemburu seperti api, ujung matamu begitu sinis
merangkap seluruh dendam
lelakimu mati ditiadakan waktu
No comments
Post a Comment