Tuesday, 22 April 2014

Maria



Sungai yang mengalir deras daun-daun kering kecokelatan hanyut terbawa air. Kaki kecil maria bermain air sambil menciptakan percikan air sampai membasahi sekujur kakinya. Maria dihujani daun yang berguguran sesekali mengenai kepalanya, rambutnya yang hitam memanjang dengan kepang kudanya. Maria masih asik dengan air yang mengalir tepat di kakinya. Tak terasa senja mulai jatuh ditepian sungai, oranye-nya menciptakan sebuah bias. Maria tersenyum senang. 

Lalu maria pulang dengan kaki telanjang. Langkah kecilnya membekas basah pada tiap tanah yang kering. raut wajah maria diterpa cahaya sore. kalung salib yang ia selalu kenakan sedari kecil, hadiah dari ibunya. Maria selalu mengenakan di leher yang jenjang. Berpapasan disebuah persimpangan maria sedikit cemas, maria lupa dengan jalan pulangnya. Burung-burung mulai pulang dari petualangannya, senja mau habis. Maria mulai cemas. Tubuh maria mulai berputar-putar ditempat mencari arah jalan pulang. 

Adam segera pulang karena adzan Maghrib mulai berkumandang. adam mulai meninggalkan hilir sungai dan kembali pulang. ditengah perjalanan-nya adam melihat seorang wanita dengan wajah yang begitu panik, adam mendekatinya secara perlahan. Tangan adam menepuk pundak wanita itu. sedang apa kamu disini, tanya adam. Wanita itu dengan ketakutannya, wanita itu memeluk adam. Adam segera menolaknya dengan sopan. ‘maaf, kita bukan Muhrim’. Wanita itu meminta maaf . sedang apa kamu disini sekarang sudah malam. sebelumnya perkenalkan aku Adam, wanita itu juga memperkenalkan namanya saya Maria.

Adam mengantar maria pulang sampai depan rumahnya. Terima kasih adam. Adam hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih yang maria ucapkan. Senja mulai jatuh tepat pada punggung adam yang mulai menghilang. Maria mulai berlari menuju kedalam rumah. “Maria kenapa kamu baru pulang?”, tanya laura. Maria hanya tersenyum bebas, aku tersesat dan hampir tidak bisa pulang. maria sedikit berbohong apa yang sudah terjadi dan pertemuanya dengan sesosok lelaki tampan, bernama adam. 

Adam dengan cepat menggambil air wudhu. Selesainya sholat maghrib adam selalu mengingat wajah maria. Adam mulai mendoakan maria disetiap selesai sholat.

Bulan menjatuhkan sinarnya tepat didaun jendela, maria menatap luar dengan tatapan penuh harap. Kemudian maria menyalakan lampu tidur dan maria mendoakan adam sebelum tidurnya.

Pada suatu hari yang basah, seselesainya hujan. maria kembali menuju sebuah sungai, sebagai tempat favoritnya. Mata-mata maria melihat sesosok lelaki tampan yang sedang bermain air dengan kaki telanjang. Maria menghampirinya. Adam. Adam tersenyum dan maria duduk disebelahnya. 

Apa kabar?

Adam dan maria meriuhkan seluruh sungai di bawah cahaya sore yang menyala oranye. Sore dan adzan maghrib sebagai perpisahan sementara.

“aku tau sesuatu yang kekal bukanlah yang abadi.”

No comments

Post a Comment

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes