Saturday, 11 June 2016

Remember

Ingatan bagiku hanyalah kesementaraan, tapi aku masih mengingat kekasihku, ibuku dan hari pernikahan. Terkadang aku lupa dengan kekasihku sendiri walau hanya beberapa menit, hanya beberapa menit sama juga membutuhkan detik yang banyak dan lama. Pernah suatu hari aku melihat kekasihku menangis, tak kuingat sama sekali, apa yang membuatnya menangis. Saat itu juga kekasihku berbicara kepadaku, “Apakah kamu akan benar-benar kehilangan ingatnmu?” Ya itu pertama kali aku divonis penyakit Alzheimer, pertama kalinya iya begitu sangat khawatir hingga menangis. Semakin ke sini aku hampir melupakan nama-nama orang di sekitarku. Setiap malam aku mencatat semua nama-nama orang yang dekat denganku, di buku catatan ; setiap nama kuberikan satu foto bergambar wajahnya, sesuai dengan namanya. Aku mencatat sebuah alasan, jika aku----saat itu juga tidak bisa mengingat apa pun, di halaman buku pertama, aku menulis sebuah alamat rumah, nomor rumah dan wajah ibuku lalu di bagian bawah tertulis SEGERA HUBUNGI NOMOR INI, PENTING!!. Tetapi aku belum pernah mengalami hal seperti itu, setidaknya aku mencoba mengkhwatirkan diriku sendiri.
Dokter pernah bilang kepadaku tentang penyakit Alzheimer-ku yang semakin parah, di satu sisi aku tidak akan pernah membicarakan tentang vonis penyakitku yang semakin parah kepada kekasihku dan ibuku sendiri. Aku tidak ingin menyakitinya, itu sangat menyedihkan sekali bagiku. Coba bayangkan kekasihmu menangis atau ibumu menangis di depanmu, tetapi kau tidak mengenalinya sama sekali, bagaimana? itu sangat menakutkan. Di dekat jendela aku ingin mengingat seluruh kenanganku, sebelum benar-benar menghilang dari kepalaku tanpa tersisa. Hujan semakin rindang menjatuhkan anak-anaknya ke permukaan tanah, lalu menjadi genangan air yang di mana wajahku bisa berkaca dan tersenyum untuk diriku sendiri. Tak kubayangkan hari pernikahanku tinggal beberapa hari lagi, dan ingatanku semakin parah. Kulihat ibu sedang memasak di dapur sambil menangis tentangku. Aku tidak ingin menggangunya, biarkan ibu menangis sepuasnya. Kekasihku setiap hari selalu menelpon selama dua jam, waktu yang cukup lama. Namun aku tak ingin kehilangan waktu bersama kekasihku, selama dua jam aku membicarakan semua hal apa pun, kecuali penyakit Alzheimer-ku.
Mendung masih menggantung, sisa-sisa hujan kemarin masih terasa. Seluruh pekerjaanku sudah kuselsaikan minggu lalu. Seminggu menuju pernikahanku, aku mengundurkan diri dari kantor tempatku bekerja tanpa berpamitan kepada teman-teman kantor. Aku bertitip pesan kepada atasanku, bila ada yang bertanya tentang diriku, bilang saja sedang mengambil cuti. Atasanku tersenyum dan menahan tangisnya, bisa kulihat dari merah berkaca-kaca di matanya. Data di ponsel genggam kuhapus semua, kusisahkan beberapa nama yaitu kekasihku dan ibuku. Kekasihku dan aku sibuk mengambil baju pengantin dan membeli beberapa hal-hal kecil untuk pernikahan. Ingatanku mulai kacau, orang-orang yang disekitarku mulai kulupakan satu per satu.

Malam ini aku benar-benar mencatat seluruh ingatan yang tersisa ke dalam tulisan, sebab dengan menulis aku akan abadi. Besok hari pernikahanku. Seluruh rumahku ramai dengan sanak saudara jauh. Pagi masih gelap, kabut masih menggantung di jalan-jalan. Aku hanya terdiam dan tersenyum, tidak ingin banyak bicara. Aku tidak ingin menyakitu perasaan ibu di hari pernikahanku. Rumahku sendiri semakin asing di hadapanku, banyak orang yang tak kukenal. Seorang wanita tua berusia 35 tahun, menggandeng tanganku menuju sebuah mobil. Kulihat ibu tersenyum kepadaku. Selama perjalanan entah membawaku ke mana. Banyak orang berpakaian rapih menuju masjid. Aku segera menjadi seorang suami dan kekasihku menjadi seorang istri. Kali ini aku mengenali semua orang-orang di sekitarku, kulihat calon istriku begitu cantik, kebaya yang digunakan begitu indah, bibirnya selalu terlihat merekah di mataku. Di hadapan penghulu, Aku menjabat tangannya, saat itu juga aku tidak mengenal siapa pun.

No comments

Post a Comment

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes