Telaga ini
semakin berisikan kabut yang pekat hingga muara tertutup sepenuhnya, ujar
Wanita disampingku. Aroma parfumnya sesekali menusuk hidungku,
Aku masih saja asik memfoto tetapi Wanita disampingku masih saja berbicara sendiri. Menurutku muara ini sangat indah jika tertutup kabut, kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulutku. Wanita mendengar ucapanku lalu diam. Sepasang matanya yang tajam melihatku dengan penuh amarah, Wanita itu melangkah mendekatiku, walau Aku dan Wanita itu tak begitu jauh. Ia melangkah dengan pelan dengan sepasang matanya yang masih tajam, Aku mempotretnya, kali ini wajah Wanita itu yang putih bersih dengan bibirnya yang merekah merah muda, bertatap langsung di kedua mataku.
Aku masih saja asik memfoto tetapi Wanita disampingku masih saja berbicara sendiri. Menurutku muara ini sangat indah jika tertutup kabut, kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulutku. Wanita mendengar ucapanku lalu diam. Sepasang matanya yang tajam melihatku dengan penuh amarah, Wanita itu melangkah mendekatiku, walau Aku dan Wanita itu tak begitu jauh. Ia melangkah dengan pelan dengan sepasang matanya yang masih tajam, Aku mempotretnya, kali ini wajah Wanita itu yang putih bersih dengan bibirnya yang merekah merah muda, bertatap langsung di kedua mataku.
“ apa yang kau
ketahui tentang Telaga ini !!!!. “
Diriku saat itu
terkejut, ketika Wanita yang sedang berhadapan denganku, sebegitunya marahnya. Diriku
mencoba menenangkannya. Aku melihat sepasang matanya yang kecil mulai merubah
merah, Wanita itu mulai menundukkan wajahnya. Ketika mulai suasana tenang aku
mulai berbicara, “ Telaga ini memang bagus ketika kabut-kabut menutupnya.
Muaranya semakin indah dengan beberapa pohon yang tumbang dan tenggelam. Banyak
orang-orang yang bahagia dengan ini buktinya mereka berfoto-ria untuk
mengabadikannya. “ Wanita itu mulai
menegakan wajahnya, Aku melihat garis basah pada pipinya. “ Kenapa kau bahagia
dengan ini ?. “, Wanita itu bertanya padaku dengan nada yang lirih. “ Kenapa Aku
bahagia, setidaknya Aku bahagia dengan
caraku sendiri. “ Wanita itu mulai sedikit melebarkan senyum.
“ Terus kamu
menyukai Telaga ini karena apa ?. ” Aku terdiam beberapa detik, diriku mulai
sibuk dengan Kamera yang kubawa. Wanita itu mulai menatap Telaga itu dengan tatapan
yang kosong, Aku mendekatinya dan memeperlihatkan hasil jepretanku. Wanita tepat
disampingku tersenyum. “ ini baru yang namanya bahagia. “ sekaligus Aku memfotonya
dan mengabadikanya.
Wanita
disampingku mulai memperlihatkan Sabit di wajahnya.
“ Nama saya
Gendis. “, Wanita disampingku menjulurkan tangannya ke arahku. “ Aku Fauzi,
salam kenal. “
“ Bahagialah dengan caramu
sendiri, itulah yang membuat dirimu bahagia. “
Tertanda: Diyan
05.September.2014/ 20.45 wib.
sumber foto : http://imgfave.com/view/927102
No comments
Post a Comment