Friday, 5 September 2014

Gendis wanita yang manis



Telaga ini semakin berisikan kabut yang pekat hingga muara tertutup sepenuhnya, ujar Wanita disampingku. Aroma parfumnya sesekali menusuk hidungku,
Aku masih saja asik memfoto tetapi Wanita disampingku masih saja berbicara sendiri. Menurutku muara ini sangat indah jika tertutup kabut, kalimat itu tiba-tiba keluar dari mulutku. Wanita mendengar ucapanku lalu diam. Sepasang matanya yang tajam melihatku dengan penuh amarah, Wanita itu melangkah mendekatiku, walau Aku dan Wanita itu tak begitu jauh. Ia melangkah dengan pelan dengan sepasang matanya yang masih tajam, Aku mempotretnya, kali ini wajah Wanita itu yang putih bersih dengan bibirnya yang merekah merah muda, bertatap langsung di kedua mataku.
“ apa yang kau ketahui tentang Telaga ini !!!!. “
Diriku saat itu terkejut, ketika Wanita yang sedang berhadapan denganku, sebegitunya marahnya. Diriku mencoba menenangkannya. Aku melihat sepasang matanya yang kecil mulai merubah merah, Wanita itu mulai menundukkan wajahnya. Ketika mulai suasana tenang aku mulai berbicara, “ Telaga ini memang bagus ketika kabut-kabut menutupnya. Muaranya semakin indah dengan beberapa pohon yang tumbang dan tenggelam. Banyak orang-orang yang bahagia dengan ini buktinya mereka berfoto-ria untuk mengabadikannya. “  Wanita itu mulai menegakan wajahnya, Aku melihat garis basah pada pipinya. “ Kenapa kau bahagia dengan ini ?. “, Wanita itu bertanya padaku dengan nada yang lirih. “ Kenapa Aku bahagia, setidaknya Aku bahagia dengan caraku sendiri. “ Wanita itu mulai sedikit melebarkan senyum. 
“ Terus kamu menyukai Telaga ini karena apa ?. ” Aku terdiam beberapa detik, diriku mulai sibuk dengan Kamera yang kubawa. Wanita itu mulai menatap Telaga itu dengan tatapan yang kosong, Aku mendekatinya dan memeperlihatkan hasil jepretanku. Wanita tepat disampingku tersenyum. “ ini baru yang namanya bahagia. “ sekaligus Aku memfotonya dan mengabadikanya.

Wanita disampingku mulai memperlihatkan Sabit di wajahnya.
“ Nama saya Gendis. “, Wanita disampingku menjulurkan tangannya ke arahku. “ Aku Fauzi, salam kenal. “
Bahagialah dengan caramu sendiri, itulah yang membuat dirimu bahagia.




Tertanda: Diyan
05.September.2014/ 20.45 wib.

 



sumber foto : http://imgfave.com/view/927102

No comments

Post a Comment

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes