Saat
itu Aku dan Kamu bertemu di sebuah pelabuhan kecil, kamu yang sedang bermain
air, sedangkan Aku sendiri sedang menemani Pamanku memancing. Angin-angin di
pelabuhan begitu kencang memainkan jutaan anak rambutmu. Diriku merasa bosan,
lalu aku berlari kecil menghampirimu. Aku masih ingat dengan ekspresi wajahmu
ketika melihat, Aku datang dengan sengaja, kau kaget. Beberapa menit Aku
berkenalan denganmu. Kau gadis pertama yang aku kenal.
Gadis
itu bernama Lilliana, kedua bola matanya berwarna biru, seperti air di pelabuhan;
jernih. Matahari sore yang begitu Maha membiaskan seluruh air. Tak sengaja cahaya
itu memaparkan pada kulit dan wajahmu. Sepasang tanganmu menututupi wajah yang
tersilaukan Matahari sore. Burung-burung mulai kembali pulang dari petualangannya
melintasi langit. Aku dan Lilliana
melihat sepasang burung yang hinggap pada sebuah ranting, sayap-sayap mereka
saling menghangatkan seperti dua sejoli yang sedang jatuh cinta.
“Lilliana,
apakah besok kamu kesini lagi ?.”, ucapku.
“iya,
saya akan kesini lagi !!!.”
Dengan
mobil Bak terbuka, Aku dan Pamanku pulang meninggalkan pelabuhan kecil. Lilliana
berlari meninggalkan Pelabuhan. Esok harinya, Aku mengendarai sepedaku menuju
Pelabuhan kecil itu. Diriku tak melihat Lilliana duduk di ujung dermaga. Saya hanya
melihat seorang Kakek baru saja pulang dari melautnya.
Berlari
kecil Aku menghampiri seorang Kakek diujung dermaga.
“Kakek,
Kakek melihat gadis kecil yang biasa duduk di dermaga ini?.”
“Oh
gadis itu, (Lilliana). dia sudah Pindah rumah.”
Kakek
itu menyuruhku duduk di ujung dermaga, dermaga yang basah dan bau kayu yang
khas, aku menyukainya.
“Ada
Sesuatu disana, adik kecil !!!.”
Aku
berjalan menyusuri dermaga dengan perlahan dengan angin laut yang mulai
kencang, tiba-tiba Kakek itu berteriakkan sesuatu dari kejauhan.
“Siapa
namamu, adik kecil ?.”, teriak dari kejauhan.
“
Antoni.”
Angin-angin
di dermaga menyapu teriak suaraku. Aku duduk tepat di ujung dermaga,
burung-burung camar masih ada yang mencari ikan-ikan kecil di sisa-sisa sore
yang hampir habis. Diriku melihat sebuah ukiran kayu, kayu yang agak lumayan besar,
sebagai tempat mengikat tali buat perahu-perahu kecil.
“Siapa
nama kamu?” tulisan yang terukir pada kayu.
Aku
lupa memberi tahu siapa namaku?. Setidaknya Aku tau siapa namamu.
Semoga
kita dipertemukan kembali pada ujung dermaga yang lain.
Pertanda
Antoni.
Sumber Gambar:
http://imgfave.com/view/1650769
http://livingembellished.blogspot.com/2010_12_01_archive.html
No comments
Post a Comment