Tuesday, 29 April 2014

kau ratu yang membuatku tunduk dan mengalah



Seperti embun yang menghingapi tepian daun,  matahari  masih  begitu malu.  Detak jantung yang tak selalu sama dengan detik jam tangan yang melingkar ditangan kirimu. Kopi yang kau sesap setiap malam mulai habis. Sebelum itu kau aduk searah jarum jam secara perlahan. Denting cangkir berbunyi ketika kau mengaduknya. Disampingmu lampu tidur yang menyala redup, redup seperti kedua matamu yang selalu sepi. Apakah kau tau? Diantara kita sering  misalkan matahari ialah aku, sedangkan kau bulan. Kita bercerita sambil berbaring diantara malam yang selalu tenang. 

Musim gugur. Segala daun gugur diantara sepasang kaki kita. doa yang seperti molekul bagian terkecil dari segala perasaanku. mencuri segala warna yang menghingapi ditubuhmu. Merah warna yang selalu tercecer di bibirmu. Senyumu. ratu yang membuatku tunduk dan mengalah, sementara aku ialah pengawal kerajaan yang ingin mencuri merah bibirmu.

No comments

Post a Comment

© Okdiyan Artha Kusuma | @nebulasenja
Maira Gall
| Published By Kaizen Template | GWFL | KThemes