Seperti embun yang
menghingapi tepian daun, matahari masih
begitu malu. Detak jantung yang
tak selalu sama dengan detik jam tangan yang melingkar ditangan kirimu. Kopi
yang kau sesap setiap malam mulai habis. Sebelum itu kau aduk searah jarum jam
secara perlahan. Denting cangkir berbunyi ketika kau mengaduknya. Disampingmu
lampu tidur yang menyala redup, redup seperti kedua matamu yang selalu sepi.
Apakah kau tau? Diantara kita sering misalkan matahari ialah aku, sedangkan kau
bulan. Kita bercerita sambil berbaring diantara malam yang selalu tenang.
Musim gugur. Segala
daun gugur diantara sepasang kaki kita. doa yang seperti molekul bagian
terkecil dari segala perasaanku. mencuri segala warna yang menghingapi
ditubuhmu. Merah warna yang selalu tercecer di bibirmu. Senyumu. ratu yang
membuatku tunduk dan mengalah, sementara aku ialah pengawal kerajaan yang ingin
mencuri merah bibirmu.
No comments
Post a Comment